Kebahagiaan Kolektif


Tadi malam (23/4) Olimpiade KKMI resmi ditutup. Serangkaian perhelatan akbar olahraga dan seni antar mahasiswa Indonesia di Libya tersebut dibuka sebulan yang lalu dengan mempertandingkan total 6 cabang olahraga plus 1 kreasi seni. Tim saya sendiri (Tarhunah FC) menyabet gelar juara umum karena berhasil mengantongi  2 emas dan 2 perak, mengungguli 5 tim lainnya. Olimpiade kali ini terasa spesial bagi saya pribadi, karena untuk ketiga kalinya saya merengkuh gelar juara di cabang sepakbola, cabang paling bergengsi di perhelatan ini. Tentu saja semakin spesial karena berhasil menggondol juara umum.

Fleksibilitas Umar R.A



Beberapa waktu yang lalu, saya diminta Lajnah bahs Masa’il PCI NU Libya untuk mengisi sebuah diskusi ilmiah. Diskusi itu sendiri dirancang untuk sabagi ajang saling tukar wacana. Karena target diskusi adalah demikian, maka sayapun menempatkan diri saya semakai pewacana yang menawarkan sebuah kerangka berpikir untuk didiskusikan, dan bukan narasumber yang hanya menyampaikan informasi satu arah. Tema yang saya wacanakan dalam kesempatan kali ini adalah Fleksibelnya Khalifah Umar R.A. Saya berharap agar dengan wacana yang saya bawa ini, logika para hadirin bisa hidup dan memunculkan wacana-wacana lain yang bermanfaat di kemudian hari.

Escavatormu Inspirasiku

Orang bijak adalah yang mampu mengkondisikan kesempitan menjadi kelapangan, merubah aib menjadi ajaib, kerugian menjadi keuntungan, mengalihkan ketidakmampuan dengan suatu alternatif yang soluktif. Sebaliknya orang bodoh selalu membesar-besarkan hel sepele, menganggap dirinya terus-menerus dalam kesempitan, merasa hanya dia sendiri yang punya masalah.