Beginilah Kehidupan Mengajariku

Judul Buku : Ha Kadza 'Allamatni al Hayat.
Penulis : Dr. Mustofa as Siba'i
Penerbit : Dar as Salam, Cairo, Mesir.
Tahun Terbit : 2006 ( cetakan IV )
Tebal : 240 halaman.

Ditengah ghozwul fikri yang terus berkembang di dunia Islam, maka buku-buku pun menjadi medan yang paling representatif untuk mempresentasikan pemikiran dari para muallifnya. Hal yang patut kita syukuri karena itu berarti perkembangan berpikir yang luar biasa dari para pemikir Islam yang akan mengantar pada diskusi, seminar, maupun halaqoh-halaqoh ilmiah lainnya. Namun di satu sisi, tersebarnya buku-buku akibat ghozwul fikri ini terkadang justru mengantar kepada perpecahan. Karena buku yang bersumber dari suatu golongan dan berisi kritik serius terhadap golongan lain tentu akan membawa dampak yang luar biasa di kalangan bawah. Meskipun "orang atas" dari masing-masing golongan terlihat akur dan rukun. Oleh sebab itu nampaknya kaum muslimin mulai mengalihkan perhatiannya dari buku-buku "lokal" golongan tertentu kepada karangan-karangan yang menyejukkan atau me-ninabobo-kan mereka dari panasnya arus ghozwul fikri saat ini.


Hal inilah yang nampaknya ditangkap oleh DR. Mustofa Siba'i seorang ulama Suriah yang berulang kali keluar masuk rumah sakit selama hidupnya. Sebenarnya beliau sudah mulai menulis tentang lika-liku kehidupan ketika sakit beliau belum akut dan telah merampungkan beberapa "episode" dari buah pikirannya. Namun para dokter mengharuskan istirahat yang extra demi kesembuhan beliau, baik istirahat fisik maupun psikis, sehingga hasrat menulis beliau harus ditangguhkan untuk sementara. Dan setelah kesehatan memungkinkan untuk berpikir dan menulis kembali maka episode-episode itupun berlanjut hingga akhirnya rampung pada tahun 1962 M.
Dengan latar belakang beliau yang sering keluar masuk rumah sakit ini, maka tidak heran apabila dalam tulisan-tulisannya di buku ini sering menitikberatkan kepada motivasi bagi mereka yang gampang putus asa. Dr Mustofa bahkan memposisikan dirinya sebagai orang yang mengalami sendiri peristiwa-peristiwa dalam buku ini yang akhirnya ditelurkan dalam bentuk tausiah singkat dan kata-kata mutiara. Maka tidak heran jika dari judulnya beliau langsung meletakkan kalimat "ha kadza 'allamatni al hayat" ( Beginilah Kehidupan Mengajariku ), seolah-olah penulis ingin bilang "saya sudah banyak makan garam kehidupan, sekarang saatnya saya berbagi kepada anda".
Beliau mencoba membangkitkan semangat muslimin yang terkadang surut karena sebab-sebab tertentu. Beliau juga selalu memberikan tausiah-tausiah yang "siap santap" jauh dari filsafat, ilmu kalam, atau cabang-cabang ilmu berat lainnya. Tidak jarang juga diambilkan inti sari dari Al Qur'an dan Hadits yang dicoba dita'bir ulang ( kalau tidak disebut penafsiran) dengan menggunakan pendekatan emosional dan menjadikan hati sebagai objeknya. Salah satu contohnya adalah ungkapan beliau nomor 202 tentang "Prasangka Baik" : " Beprasangka baiklah kalian( husnudzdzon), karena menyesal setelah berprasangka baik terhadap seseorang lebih mulia daripada berprasangka buruk kemudian menyesal".
Sering juga penulis memberi masukan kepada para politikus, civitas academy universitas, hakim maupun pemuka-pemuka kaum yang beliau nilai sudah banyak melakukan hal-hal yang kontra produktif.
Kelemahan dalam buku ini adalah tidak tersusun dalam bab-bab atau sub bab. Jadi bagi pembaca yang berniat mencari maudlu' tertentu agak kesulitan mengingat daftar isi (cetakan IV) juga tidak ada. Namun itu semua dijawab sendiri oleh penulis dalam muqaddimah kitabnya. Yaitu : beliau menulis bersandarkan pada fikroh spontan yang beliau dapat dari kehidupan sehari-hari. Singkatnya, dapat inspirasi langsung dituangkan dalam kertas. Jadi perputaran kehidupan penulislah yang dijadikan rujukan dalam penulisan buku setebal 240 halaman ini.
Ala Kulli hal, buku ini penuh dengan muatan spiritual, motivasi, stimulus, dan muatan-muatan positif lainnya yang cocok untuk mendampingi visi seorang mukmin. Dan secara otomatis menjadikannya cocok untuk segala usia, status, maupun pendidikan dan cocok pula untuk dihadiahkan untuk orang-orang terdekat anda.

0 Response to "Beginilah Kehidupan Mengajariku"

Posting Komentar